Merapi Ku Jangan Amarah Mu Membuat Derita

Kau Begitu Besar , Cakar Mu Terbentang Luas didaratan

Tak Pernah Senyum saat ini

Yang ada

Kau LimPah amarah………..

Kau …. Begitu Kokoh

Didalam Jiwa tersimpan bara Amarah……

Tak Pernah Kau seMurka ini

Ada Apa Merapi koe…………….

Jeritan Tangis kini mengiringi Amarah Moe

Banyak yang tak tahu mengapa kau seamarah ini

Merapi Koe………

Dibalik Indah Barisan Lekuk Nadi Moe

Banyak yAng menginginkan Anugrah Moe

Tapi …. Kini kau Marah… Entah Koe Tak tahu

Kau Pernah tertidur lelap di buai mimpi…..

Kau kini Terbangun meluapkan Emosi

Ada Apa Merapi Koe…….

Tak lagi Kau sapa Didaratan Hati Moe dengan Kicauan Buruing merpati

Yang ada Kau Hempaskan Cakar Cakar Derita Mu

Menhempas seluruh daratan Nadi moe……

Merapi Koe……………………..

Adakah Dosa yang kalut memuja Moe……

Hingga yg menyayang moe Pun Kau Hempas sekarat dan tak bernafas

Di Kubur Debu Bebu Amarah Moe

Kini…….

Di Sana Penuh Hiruk Pikuk suara derita

Bukan Lagi Decak kagum Akan Keindahan Lekuk Tubuh Moe

Merapi Koe ……………….. Henti Kan Amarah Moe

Lihat lah…. Anak- Anak yang tak lagi gembira bermain di kaki Bukit Moe

Dan Petani Tua kini kehilangan Tempatnya Menabur Doa……

Bila ada Salah Umat Yang Kau tak suka

Katakan……….Jangan Hempas Insan Yg Tak Berdosa

Disini………

Hanya Batas Penantian dan penuh genangan air mata

Mengharapmu senyum kembali

Dan Hembusan angin lereng Moe….

Yang membuat tersadar bahwa kau bukan marah pada kami………..

                                                            Bekasi, November 2010

                                                            Toek Saudara-saudara Koe Di Merapi sana